Pengadaan barang dan jasa yang dianggarkan oleh Biro Umum Setda Aceh. Foto: Tangkapan layar dokumen TTI.

BANDA ACEH – Koordinator Transparansi Tender Indonesia (TTI), Nasruddin Bahar, menyoroti anggaran dengan nilai fantastis yang dialokasikan Biro Umum Setda Aceh untuk kebutuhan rumah tangga Gubernur dan Wakil Gubernur, terdapat 138 kegiatan dengan total anggaran mencapai Rp 61,7 miliar.

Menurut Nasruddin, banyak dari anggaran tersebut tidak masuk akal dan terkesan mewah, terlebih di tengah kebijakan efisiensi dari pemerintah pusat yang telah memangkas dana untuk Aceh sebesar Rp 317 miliar.

“Contohnya pengadaan mobil operasional senilai 9,2 miliar untuk Pajero Sport ini tidak mendesak, apalagi mobil dinas Gubernur dan Wakil Gubernur sudah tersedia berupa Toyota Alphard dan Toyota Camry. Anggaran sebesar ini seharusnya bisa dialihkan ke sektor yang lebih mendesak,” kata Nasruddin, Senin, 21 April 2025.

Ia merincikan, berdasarkan data dari laman Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), sejumlah anggaran dinilai tidak masuk akal. Di antaranya, pengadaan kendaraan dinas yang menghabiskan anggaran miliaran rupiah untuk pengadaan Toyota Zenix senilai Rp 1,87 miliar, kendaraan dinas Pajero Sport sebesar Rp 3,85 miliar, serta mobil operasional lainnya senilai Rp 3,5 miliar.

Tak hanya kendaraan, pemerintah juga mengalokasikan anggaran belanja untuk perangkat elektronik pimpinan sebesar Rp 140 juta untuk iPhone, Rp 60 juta untuk iPad, Rp 120 juta untuk tablet, Rp 120 juta untuk MacBook, serta Rp 199 juta untuk alat komunikasi pimpinan. Kemudian, pengadaan kamera untuk dokumentasi pimpinan senilai Rp 200 juta.

“Hanya untuk kebutuhan gadget berupa iPhone, tab dan alat komunikasi saja anggarannya mencapai 639 juta, ini terlalu fantastis dan menghamburkan uang saja,” kata dia. 

Tak kalah mencengangkan, pengadaan gorden untuk pendopo Gubernur dan Wakil Gubernur masing-masing dianggarkan sebesar Rp 300 juta. Sementara itu, belanja makan-minum serta pakaian dinas tembus diangka lebih dari Rp 11 miliar. Dengan rincian, makan dan minum rapat Rp 6,6 miliar, makan dan minum aktifitas lapangan mencapai Rp 3,7 miliar dan pengadaan pakaian jas dan baju safari mencapai Rp 1,2 miliar.

“Untuk sekedar baju safari dan jas saja mencapai 1,2 miliar, ini luar biasa, tidak masuk akal. Sementara ada banyak hal yang lebih prioritas untuk rakyat Aceh,” ucapnya. 

Padahal, kata dia, saat ini masyarakat Aceh menghadapi berbagai persoalan mendesak, seperti jalan rusak di wilayah pedesaan, rumah layak huni, kelangkaan pupuk bersubsidi.

“Rakyat masih butuh jalan yang baik, saluran irigasi dan akses jalan usaha tani juga perlu dibenahi,” katanya.

Untuk itu, TTI mendesak Pemerintah Aceh segera mengevaluasi anggaran Biro Umum yang dinilai tidak krusial.

“Jika 30 persen saja dari anggaran ini dipangkas, akan ada penghematan lebih dari 18 miliar yang bisa dialihkan ke sektor yang lebih bermanfaat bagi rakyat,” pungkasnya.***

Salinan ini telah tayang di https://www.ajnn.net/.