BERITA JAKARTA – Dugaan konspirasi jahat antara oknum petinggi Kejaksaan Agung (Kejagung) dengan kontraktor nakal ihwal pengadaan alat Intelijen di Kejagung Tahun Anggaran (TA) 2024 berpotensi benar adanya.
Sebab, menilik hasil investigasi Matafakta.com pada 6 November 2024 serta dokumen bahwa ketiga perusahaan pemenang tender senilai Rp950 miliar alat milik Intelijen tersebut, terkonfirmasi tidak memiliki kompetensi dalam urusan alat informasi teknologi tinggi.
Ketiga perusahaan tersebut yakni, PT. Permata Sigma Perkasa (PSP), PT. Anja Bangun Selaras (ABS) dan PT. Surya Muara Emas (SME).
Hasil penelusuran dari ketiga dokumen perkulakan milik PT. PSP, PT. ABS dan PT. SME, tak satu pun yang memfokuskan pada Perniagaan Peralatan Informasi dan Teknologi Tinggi. Ada dugaan mega proyek tersebut sebagai “kenduri” para oknum pejabat di Kejagung.
Sesuai dokumen, ketiga entitas tersebut malah menjual peralatan aneka peralatan mobil, suku cadang mobil, aksesoris mobil, penjualan motor, perkakas rumah tangga, event organizer, periklanan, kegiatan humas, pasta gigi hingga jasa cleaning service.
Untuk itu, Matafakta.com mengulasnya satu persatu perusahaan pemenang tender peralatan Intelijen Kejagung: Pertama, kantor PT. PSP sebagai pemenang proyek fantastis di Kejagung, berada di lantai 7 Apartemen Pondok Hijau, Jakarta Selatan yang tak lazim dilakukan sebagai korporasi alat komunikasi.
Kemudian alat yang kerjakan PT. PSP yaitu peralatan Keamanan dan Investigasi Digital untuk Pengamanan dan Analisis Forensik dari hasi lelang seharga Rp199,8 miliar.
Menurut pengakuan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Sunarso konon alat cangih tersebut berada diruang WIRA Diklat Kejaksaan RI. Namun sayangnya, ketika ditelusuri, alat tersebut tidak ditemukan melainkan hanya ada dua ruangan yakni ruang bahasa dan ruang komputer.
Selanjutnya, untuk PT. ABS sebagai pemenang tender Peralatan Pengamanan Kantor di Ruang Publik di Kejagung TA 2024 dengan Pagu Anggaran Rp250 miliar dinilai sebagai dagelan, karena tidak ada penjelasan secara detail pekerjaan, lokasi proyek serta Satuan Kerja (Satker) yang terlibat.
Catatan hasil investigasi Matafakta.com pada 6 November 2024 mengungkapkan fakta bahwa, PT. ABS berada di lantai tiga Gedung yang sama dengan PT. Spartan Eragon Asia (SEA) yang bergerak di sektor Migas.
Dari penuturan pegawai setempat, PT. SEA menempati lantai satu dan dua, sementara PT. ABS di lantai tiga. Kejanggalan lainnya, kantor PT. ABS tidak memajang logo perusahaan di area terbuka, hanya menempelkan nama perusahaan di dinding ruang tamu.
Terakhir, alih-alih untuk menjaga kerahasiaan dan Penegakan Hukum yang malah terjadi sebaliknya dimana PT. Surya Muara Emas (SME) di Jalan KH. Hasyim Ashari tak terlihat sebagai pemenang tender sebab tidak ada karyawan.
“Ini kantor dulunya bekas penjualan motor merek Jepang” ucap Supardi yang bekerja di Saputra Ban selama 17 tahun, Rabu 6 November 2024 lalu.
Supardi menuturkan setiap hari di PT. SME selalu sepi dan tidak ada kegiatan perkantoran. Setiap hari memang seperti ini. Hanya pada waktu tertentu saja ramai banyak motor dan mobil mewah.
Sepengetahuannya, tambah Supardi, PT. SME diduga sebagai tempat menyimpan dokumen tender. Sebab tidak ada karyawan di PT. SME selain seorang wanita yang bertugas menerima tamu.
“Ya memang seperti ini keadaannya. Bahkan cat di Gedung PT. SME sudah kusam dan lagi-lagi tidak ada papan nama perusahaan,” ujarnya.
Sebagai informasi PT. SME sendiri memperoleh order Peralatan Kontra Penyadapan Radio Frekuensi Tahun 2024 sebesar Rp200 miliar pada Satuan Kerja Kejaksaan Agung. (Sofyan)
Sumber : MataFakta Lingkaran Informasi Rakyat
Waktu : Kamis, 12 Desember 2024 – 13:21 WIB
Salinan Ini Telah Tayang di : https://matafakta.com/2024/12/12/ada-dugaan-kenduri-oknum-pejabat-kejagung-dibalik-proyek-ratusan-miliar/