BANDA ACEH – Koordinator Transparansi Tender Indonesia, Nasruddin Bahar, menilai ambruknya tanggul proyek pengendalian banjir Krueng Teupin Raya, di Kecamatan Glumpang Tiga, Pidie, akibat kualitas rendah. Sejak awal, nilai proyek itu tidak sesuai lagi dengan spesifikasi teknis. 

“Sejak awal, kualitas proyek itu tidak sesuai lagi dengan spesifikasi teknis karena harga penawaran dipotong lebih 20 persen dari pagu anggaran,” kata Nasruddin, Jumat, 13 Desember 2024.

Nasruddin mengatakan, negara menganggarkan Rp 19 miliar untuk membiayai proyek itu. Namun perusahaan pemenang malah menawar harga Rp 15 miliar lebih. HPS sendiri, kata Nasruddin, ditentukan untuk memastikan anggaran yang diplot realistis dan sesuai dengan harga pasar. 

Faktor lain yang menyebabkan tanggul itu roboh aalah pengawasan yang lemah. Padahal, kata Nasruddin, negara juga menghabiskan uang sebesar Rp 1 miliar yang dialokasikan untuk mengawasi pembangunan proyek itu. 

Nasruddin mengatakan hampir semua pelaksanaan paket-paket besar yang didanai APBN ini diawasi perusahaan konsultan dari luar Aceh. Dalam penawaran, perusahaan pemenang tender, kata Nasruddin, mengajukan 10 tenaga ahli, sesuai bidang masing masing, untuk mengawasi pekerjaan itu. 

“Fakta di lapangan, tenaga ahli yang betul-betul bekerja full time hanya dua orang saja. Kejadian ini terjadi di hampir seluruh proyek,” kata Nasruddin.

Nasruddin berharap perbaikan itu dapat dilakukan segera dengan kualitas yang lebih baik. Secara aturan, kata Nasruddin, proyek itu masih dalam masa pemeliharaan. Dia mengingatkan bahwa kontraktor pelaksana bertanggung jawab sampai habis masa pemeliharaan sesuai perjanjian yang tertera dalam kontrak.

Tanggul yang dibangun di Teupin Raya, kampung asal Wakil Gubernur Aceh terpilih, Fadhlullah, itu ambruk pada Sabtu pagi, 23 November 2024. Sehari sebelumnya, daerah itu diguyur hujan lebat dan membuat volume air sungai itu naik.

“Malam sebelum roboh, beberapa titik tanggul proyek tersebut mengalami keretakan. Sabtu paginya bangunan itu langsung ambruk ke dasar sungai,” kata Muhammad.  

Proyek itu dimenangkan oleh PT Intan Meutuah Jaya dengan harga penawaran Rp 15 miliar lebih. Rekanan pelaksana proyek itu, Junaidi, mengatakan proyek pengendali banjir Krueng Teupin Raya ini selesai dan telah diserahkan pemerintah pada 11 November 2024, sepekan sebelum proyek itu ambruk.  

Junaidi mengatakan pihak memperbaiki kembali tanggul pengendali banjir itu. Bangunan itu masih dalam masa pemeliharaan pihaknya selama 180 hari atau enam bulan ke depan.***

 

Sumber : AJNN

Waktu : 20:37 WIB, 13 Desember 2024
Salinan ini telah tayang di https://www.ajnn.net/news/tti-tuding-kualitas-tanggul-roboh-di-teupin-raya-rendah-harga-penawaran-dipotong-20-persen/index.html.